Yang Bukan Tugas Rasul di Bawah Ini Adalah…

Posted on

Sebagai umat Muslim, kita sepakat bahwa Rasulullah SAW adalah utusan Allah SWT yang diutus untuk membawa risalah dan memberikan petunjuk kepada umat manusia. Namun, terkadang ada beberapa hal yang menjadi perdebatan mengenai tugas dan tanggung jawab Rasulullah SAW. Salah satunya adalah tentang yang bukan tugas Rasul di bawah ini.

Tidak Membuat Aturan

Salah satu hal yang bukan tugas Rasulullah SAW adalah membuat aturan-aturan baru. Seperti yang kita ketahui, aturan dan hukum dalam Islam telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an dan Hadis. Rasulullah SAW hanya membawa dan menjelaskan hukum-hukum tersebut kepada umat manusia.

Katakanlah: ‘Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, bahwa Tuhanmu adalah Yang Maha Esa.” (QS. Al-Kahfi: 110)

Tidak Menentukan Takdir

Keputusan dan takdir manusia sepenuhnya berada di tangan Allah SWT. Rasulullah SAW tidak memiliki kuasa untuk menentukan takdir atau nasib seseorang. Beliau hanya bisa memberikan nasehat dan mengajarkan umat manusia untuk selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan dan keberkahan dalam hidup.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Tidak Mengganti Allah SWT

Rasulullah SAW tidak bisa mengganti atau mengambil alih peran Allah SWT. Beliau hanya bisa mengajarkan dan mengingatkan umat manusia tentang kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.

“Apakah mereka mencari agama selain dari agama Allah, padahal seluruh alam telah berserah diri kepada-Nya?” (QS. Al-Anbiya: 4)

Tidak Menciptakan Apa Pun

Rasulullah SAW juga tidak memiliki kuasa untuk menciptakan sesuatu yang baru. Semua yang ada di dunia ini telah diciptakan oleh Allah SWT dan diberikan kepada manusia untuk dimanfaatkan.

Pos Terkait:  Alasan dan Dampak Kebertgantungan Kita pada Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Bisnis

“Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy.” (QS. As-Sajdah: 4)

Tidak Menjaga Manusia dari Dosa

Salah satu hal yang juga bukan tugas Rasulullah SAW adalah menjaga manusia dari dosa. Meskipun beliau diutus sebagai utusan Allah SWT untuk membawa petunjuk, namun keputusan untuk melakukan dosa atau tidak sepenuhnya ada di tangan manusia itu sendiri.

“Dan tidaklah kewajibanmu (Muhammad) melindungi mereka dari siksaan yang pedih.” (QS. Al-An’am: 107)

Tidak Menjadi Tuan Atas Manusia

Di dalam Islam, tidak ada yang namanya penindasan atau pemerintahan yang otoriter. Rasulullah SAW tidak pernah ingin menjadi tuan atas manusia, beliau hanya ingin menjadi seorang utusan Allah SWT yang membawa petunjuk dan memberikan nasehat kepada umat manusia.

“Dan bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka ucapkan dan tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. Al-Muzammil: 10)

Tidak Membuat Perbedaan di Antar Umat

Rasulullah SAW juga tidak pernah membuat perbedaan di antara umat manusia. Beliau selalu mengajarkan untuk saling mencintai dan menghormati satu sama lain, tanpa memandang latar belakang dan agama.

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.” (QS. Al-An’am: 108)

Tidak Menyembah Selain Allah SWT

Rasulullah SAW juga tidak pernah menyembah selain Allah SWT. Beliau selalu mengajarkan untuk beribadah hanya kepada Allah SWT, karena hanya Dia yang memiliki kekuasaan dan kemampuan untuk menyelamatkan manusia dari segala kesulitan dan bahaya.

“Dan janganlah kamu menyembah selain Allah, karena tidak ada Tuhan selain Dia. Segala sesuatu akan binasa kecuali wajah Allah.” (QS. Al-Qashash: 88)

Tidak Menanggalkan Hukum Islam

Rasulullah SAW tidak pernah menanggalkan hukum Islam yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Beliau hanya memberikan penjelasan dan pengertian yang lebih dalam mengenai hukum tersebut, agar umat manusia bisa memahami dan mengamalkannya dengan lebih baik.

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati – semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban.” (QS. Al-Isra: 36)

Tidak Membebaskan Dari Hukuman

Rasulullah SAW tidak memiliki kuasa untuk membebaskan seseorang dari hukuman yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Setiap manusia akan bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri dan akan dihukum atau diberi pahala sesuai dengan amalannya.

Pos Terkait:  Analisis Konflik Agraria dan HAM di Indonesia dan Upaya Penyelesaiannya

“Dan janganlah kamu sekali-kali menyangka bahwa Allah lalai terhadap apa yang dilakukan oleh orang-orang zalim. Sesungguhnya Dia hanya menangguhkan mereka sampai suatu hari yang mereka akan menemui-Nya.” (QS. Ibrahim: 42)

Tidak Menjaga Kebenaran dari Penyelewengan

Rasulullah SAW tidak pernah menjaga kebenaran dari penyelewengan. Beliau hanya bisa memberikan nasehat dan mengajarkan umat manusia untuk selalu mencari kebenaran dan mengikuti petunjuk Allah SWT.

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘Ikutilah apa yang Allah turunkan,’ mereka menjawab: ‘Tidak, kami mengikuti apa yang didapati oleh nenek moyang kami.’ (Apakah mereka mengikuti nenek moyangnya) meskipun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui sesuatu pun dan tidak mendapat petunjuk?” (QS. Al-Baqarah: 170)

Tidak Menjamin Keselamatan dari Kematian

Salah satu hal yang juga bukan tugas Rasulullah SAW adalah menjamin keselamatan dari kematian. Setiap manusia akan mengalami kematian pada saatnya, dan hanya Allah SWT yang mengetahui waktu dan cara kematian seseorang.

“Katakanlah: ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya itu akan menemui kamu; kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia akan memberi kabar kepadamu tentang apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jumu’ah: 8)

Tidak Menjadi Hakim Atas Manusia

Rasulullah SAW tidak pernah menjadi hakim atas manusia. Beliau hanya bisa memberikan nasehat dan mengajarkan umat manusia tentang bagaimana cara mengambil keputusan yang benar dan adil.

“Dan janganlah kamu memutuskan perkara antara manusia, sedang kamu tidak punya pengetahuan yang cukup, melainkan berdasarkan apa yang Allah telah wahyukan kepadamu. Dan janganlah kamu menjadi pembela bagi orang-orang yang khianat.” (QS. An-Nisa: 105)

Tidak Menjadi Penghakim Antara Allah dan Manusia

Rasulullah SAW juga tidak pernah menjadi penghakim antara Allah SWT dan manusia. Setiap manusia akan bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri dan akan dihukum atau diberi pahala sesuai dengan amalannya.

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, Kami akan membiarkan mereka dalam kesesatan mereka yang lalim.” (QS. Al-A’raf: 186)

Tidak Menjadi Penolong Selain Allah SWT

Rasulullah SAW tidak pernah menjadi penolong selain Allah SWT. Beliau selalu mengajarkan untuk beribadah hanya kepada Allah SWT, karena hanya Dia yang memiliki kekuasaan dan kemampuan untuk menyelamatkan manusia dari segala kesulitan dan bahaya.

Pos Terkait:  Hewan yang Suka Bersih-bersih Lambat Ada di Darat

“Maka berdoalah kepada Allah dan berserah dirilah kepada-Nya, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 186)

Tidak Menjadi Pemilik Surga dan Neraka

Rasulullah SAW tidak pernah menjadi pemilik surga dan neraka. Beliau hanya bisa memberikan nasehat dan mengajarkan umat manusia tentang cara mendapatkan surga dan cara menjauhi neraka.

Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itulah penghuni-penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 82)

Tidak Mengangkat Derajat Manusia

Rasulullah SAW tidak pernah mengangkat derajat seseorang tanpa ada usaha dan amal yang dilakukan oleh manusia tersebut. Setiap manusia akan dihargai sesuai dengan amalannya dan nilai-nilai kebajikan yang dimilikinya.

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Tidak Menjadi Ahli Waris

Rasulullah SAW tidak pernah menjadi ahli waris atau mewarisi harta dari seseorang. Beliau hanya bisa memberikan nasihat dan mengajarkan umat manusia tentang bagaimana cara membagi harta secara adil.

“Dan jika kamu berbuat adil, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa: 58)

Tidak Menjadi Penemu Ilmu

Rasulullah SAW tidak pernah menjadi penemu ilmu. Beliau hanya bisa memberikan penjelasan dan pengertian yang lebih dalam mengenai ilmu-ilmu yang telah ada, agar umat manusia bisa memahami dan mengamalkannya dengan lebih baik.

“Dan orang-orang yang berilmu berkata: ‘Sesungguhnya kamu tetap dalam keadaan Allah sampai hari kiamat. Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah bukti yang nyata dari Tuhanmu, dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-An’am: 61)

Tidak Mengubah Nama Allah SWT

Rasulullah SAW tidak pernah mengubah nama Allah SWT. Nama Allah SWT yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan Hadis tidak bisa diganti atau diubah oleh siapa pun.

“Dia-lah Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, Yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dia-lah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hashr: 22)

Tidak Menjadi Penyembuh Selain Allah SWT

Rasulullah SAW tidak pernah menjadi penyembuh selain Allah SWT. Beliau selalu mengajarkan untuk beribad

Related posts:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *