Passive Voice: Apa Itu dan Bagaimana Menggunakannya?

Posted on

Passive voice, atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai kata kerja pasif, adalah salah satu bentuk kalimat yang sering digunakan dalam bahasa Inggris. Meski sering digunakan, banyak orang yang masih bingung tentang apa itu passive voice dan bagaimana menggunakannya dengan tepat. Pada artikel ini, kita akan membahas secara lebih lengkap tentang passive voice dan cara menggunakannya.

Apa itu Passive Voice?

Passive voice adalah bentuk kalimat di mana subjek menerima tindakan, bukan melakukan tindakan. Contohnya, “The cake was baked by Mary” adalah contoh kalimat yang menggunakan passive voice. Subjek “The cake” menerima tindakan “baked” dari Mary, bukan melakukan tindakan tersebut.

Perbedaan dengan active voice adalah bahwa pada active voice, subjek melakukan tindakan. Contohnya, “Mary baked the cake” adalah contoh kalimat yang menggunakan active voice. Subjek “Mary” melakukan tindakan “baked” pada objek “the cake”.

Pos Terkait:  Arti Kata Nyaman Adalah: Kenyamanan dalam Arti Sebenarnya

Bagaimana Menggunakan Passive Voice?

Passive voice bisa digunakan dalam beberapa situasi. Berikut adalah beberapa contohnya:

1. Tidak diketahui siapa yang melakukan tindakan

Jika tidak diketahui siapa yang melakukan tindakan, atau tindakan tersebut bukanlah fokus dari kalimat tersebut, maka passive voice bisa digunakan. Contohnya, “The car was stolen last night” lebih fokus pada objek “the car” yang dicuri, bukan pada siapa yang mencuri.

2. Fokus pada objek yang menerima tindakan

Jika ingin fokus pada objek yang menerima tindakan, maka passive voice bisa digunakan. Contohnya, “The cake was eaten by the children” fokus pada objek “the cake” yang dimakan oleh “the children”.

3. Lebih sopan

Passive voice juga bisa digunakan untuk membuat kalimat terdengar lebih sopan, terutama dalam situasi formal. Contohnya, “Your request has been received” lebih sopan daripada “We have received your request”.

Cara Membentuk Passive Voice

Untuk membentuk passive voice, kita perlu menggunakan kata kerja “to be” diikuti dengan bentuk ketiga dari kata kerja utama (verb). Contohnya:

  • The cake was baked by Mary.
  • The letter has been sent.
  • The report will be written by the team.
Pos Terkait:  10 Jurusan Kuliah Yang Menjanjikan

Perlu diingat bahwa jika kata kerja utama (verb) adalah kata kerja transitif (transitive verb), artinya kata kerja tersebut membutuhkan objek, maka objek tersebut akan menjadi subjek pada passive voice. Contohnya:

  • Active voice: Mary baked the cake. (Mary melakukan tindakan)
  • Passive voice: The cake was baked by Mary. (The cake menerima tindakan)

Kapan Tidak Menggunakan Passive Voice?

Meski passive voice bisa digunakan dalam beberapa situasi, ada juga situasi di mana tidak sebaiknya menggunakan passive voice. Berikut adalah beberapa contohnya:

1. Kalimat terlalu panjang

Jika kalimat terlalu panjang, terutama jika terdapat beberapa klausa, maka menggunakan passive voice bisa membuat kalimat menjadi lebih sulit dipahami.

2. Tidak membutuhkan penekanan pada objek

Jika tidak membutuhkan penekanan pada objek yang menerima tindakan, maka lebih baik menggunakan active voice. Contohnya, “The company hired a new employee” lebih jelas daripada “A new employee was hired by the company”.

3. Sulit dipahami

Jika menggunakan passive voice membuat kalimat sulit dipahami, maka lebih baik menggunakan active voice. Contohnya, “The cake was baked by Mary, but it wasn’t very good” lebih sulit dipahami daripada “Mary baked the cake, but it wasn’t very good”.

Pos Terkait:  Arti Kata Kiasan: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Contoh Kalimat Passive Voice

Berikut adalah beberapa contoh kalimat yang menggunakan passive voice:

  • The book was written by J.K. Rowling.
  • The house was built in 1920.
  • The meeting will be held next week.
  • The movie was directed by Steven Spielberg.
  • The report has been submitted.

Kesimpulan

Passive voice adalah bentuk kalimat di mana subjek menerima tindakan, bukan melakukan tindakan. Passive voice bisa digunakan dalam beberapa situasi, seperti jika tidak diketahui siapa yang melakukan tindakan atau jika ingin fokus pada objek yang menerima tindakan. Untuk membentuk passive voice, kita perlu menggunakan kata kerja “to be” diikuti dengan bentuk ketiga dari kata kerja utama (verb). Meski passive voice bisa digunakan, ada juga situasi di mana tidak sebaiknya menggunakan passive voice, seperti jika kalimat terlalu panjang atau jika tidak membutuhkan penekanan pada objek.

Related posts:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *