10 Dampak Negatif Sistem Zonasi

Posted on

Sistem zonasi pendidikan di Indonesia telah diberlakukan sejak tahun 2017. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pendidikan antara daerah yang maju dengan daerah yang tertinggal. Namun, sistem zonasi ini juga memiliki dampak negatif yang perlu diperhatikan. Berikut adalah 10 dampak negatif sistem zonasi:

1. Menurunnya Kualitas Pendidikan

Sistem zonasi dapat membuat sekolah-sekolah di daerah yang kurang berkembang sulit untuk bersaing dengan sekolah-sekolah di daerah maju. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya kualitas pendidikan di daerah tertinggal.

2. Ketidakmerataan Pendidikan

Dalam sistem zonasi, setiap daerah memiliki kuota tersendiri untuk siswa yang dapat diterima di sekolah-sekolah. Hal ini dapat menyebabkan ketidakmerataan pendidikan, di mana ada daerah yang kelebihan kuota, sedangkan ada daerah yang kekurangan kuota.

3. Pengelompokan Siswa

Siswa-siswa dalam sistem zonasi akan dikumpulkan berdasarkan daerah asal mereka. Hal ini dapat menyebabkan pengelompokan siswa berdasarkan kelas sosial, yang dapat memicu terjadinya diskriminasi dan kesenjangan sosial.

Pos Terkait:  Mengapa Penonton Termasuk Unsur Penting dalam Pementasan

4. Kurangnya Pilihan Sekolah

Siswa-siswa dalam sistem zonasi hanya dapat memilih sekolah yang berada di dalam wilayah zonasi mereka. Hal ini dapat membuat mereka kekurangan pilihan dan sulit untuk memilih sekolah yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.

5. Tidak Adilnya Seleksi Penerimaan Siswa

Dalam sistem zonasi, seleksi penerimaan siswa dilakukan berdasarkan daerah asal mereka. Hal ini dapat menyebabkan siswa yang memiliki prestasi yang baik tetapi berasal dari daerah yang kurang berkembang sulit untuk diterima di sekolah-sekolah di daerah maju.

6. Meningkatnya Biaya Transportasi

Karena siswa-siswa dalam sistem zonasi hanya dapat memilih sekolah yang berada di dalam wilayah zonasi mereka, mereka mungkin harus menempuh jarak yang lebih jauh untuk sampai ke sekolah. Hal ini dapat meningkatkan biaya transportasi yang harus dikeluarkan oleh orang tua siswa.

7. Sulitnya Akses Layanan Pendidikan

Siswa-siswa yang berasal dari daerah yang terpinggirkan dapat kesulitan untuk mengakses layanan pendidikan yang berkualitas. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan pendidikan yang semakin besar antara daerah yang maju dengan daerah yang tertinggal.

8. Sulitnya Rekrutmen Guru

Sekolah-sekolah di daerah yang kurang berkembang sulit untuk merekrut guru yang berkualitas. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya kualitas pendidikan di daerah tertinggal.

Pos Terkait:  Arti Kata Grab: Apa itu Grab?

9. Meningkatnya Tingkat Putus Sekolah

Siswa-siswa yang kesulitan untuk mengakses layanan pendidikan yang berkualitas dapat menjadi tidak termotivasi untuk melanjutkan pendidikan mereka. Hal ini dapat meningkatkan tingkat putus sekolah di daerah tertinggal.

10. Tidak Efektifnya Sistem Zonasi

Sistem zonasi dapat menjadi tidak efektif jika tidak didukung oleh infrastruktur dan sarana pendidikan yang memadai di daerah-daerah tertinggal. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan pendidikan yang semakin besar antara daerah yang maju dengan daerah yang tertinggal.

Kesimpulan

Sistem zonasi pendidikan di Indonesia memiliki dampak negatif yang perlu diperhatikan. Beberapa dampak negatif tersebut antara lain menurunnya kualitas pendidikan, ketidakmerataan pendidikan, pengelompokan siswa, kurangnya pilihan sekolah, tidak adilnya seleksi penerimaan siswa, meningkatnya biaya transportasi, sulitnya akses layanan pendidikan, sulitnya rekrutmen guru, meningkatnya tingkat putus sekolah, dan tidak efektifnya sistem zonasi. Oleh karena itu, perlu ada perbaikan dan peningkatan infrastruktur dan sarana pendidikan di daerah-daerah tertinggal untuk mengurangi dampak negatif sistem zonasi.

Related posts:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *